DENPASAR ● Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2022/2023 di SMA Negeri 3 Denpasar (TRISMA) kali ini digelar secara luring (luar jaringan), pengenalan ini membuat siswa bisa mengenal lebih dulu teman-temannya yang akan diajak bersama-sama nanti selama 3 tahun kedepan.
Dalam acara tersebut selain itu SMAN 3 Denpasar ini mengadakan upacara 'Pewintenan Sisya Upanayana', yang memiliki makna upacara untuk menandai seseorang yang telah masuk ‘lingkaran guru-murid’ dalam ritual upacara agama. Upacara ini ditandai dengan pemberian benang suci oleh sang Guru. Benang ini sebagai simbol bahwa murid dan Guru terikat erat seperti pilinan benang itu.
Ida Ratu Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun yang ditemui tim Garda Media menjelaskan makna dari upacara itu,
"Upacara ini bertujuan untuk mendekatkan para siswa kepada sekolah, baik itu guru, pegawai sekolah makanya diberikan aksara panca brahma atau 5 aksara suci, "ujar Ida yang berasal dari Kedatuan Kawistapura Belatungan, Pupuan, Kabupaten Tabanan, Sabtu (16/07/2022), halaman SMAN 3 Denpasar.
Makna itu juga tersirat bahwa mengingatkan kita bahwa pengetahuan yang hebat tanpa kebijaksanaan akan tidak berguna. Dari upacara ini juga memiliki harapan untuk membersihkan dan mempertajam pikiran. Dengan pikiran yang tajam siswa akan mampu lebih cepat menyerap ilmu pengetahuan di sekolah ini.
"Pewintenan ini juga diberikan kepada guru-guru, supaya apa yang diucapkan guru-guru bisa fokus dan apa yang diucapkan bisa dipahami anak-anak. Dan kelak akan menjadi siswa yang Jana Kerthi sesuai dengan visi Gubernur Bali"
Baca juga:
Rudi Tingkatkan Mutu Pendidikan Batam
|
Ditanyakan soal kenakalan di usia remaja Ida juga menjelaskan bahwa pewintenan ini bertujuan untuk menyentuh jiwanya yang dapat menyatukan jiwa dan raganya.
"Dengan penyatuan ini bersama dengan guru-guru juga, kita berharap murid-murid bahagia bersama gurunya. Sakit sedikitpun dia akan ke sekolah karena rasa rindunya belajar bersama gurunya, "sebut Ida.
Menemui Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 3 Denpasar, Kadek Dwi Rustinawati, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan, MPLS ini merupakan program yang wajib dilaksanakan setiap tahun oleh SMAN 3 Denpasar. Ia menjelaskan kegiatan tatap muka ini dilakukan karena pandemi sudah berlalu.
"Karena merujuk dari situasi sekarang MPLS kali ini mengambil tema 'membangun semangat belajar dan Memperkuat Profil Pelajar Pancasila', kegiatan ini juga memperkenalkan siswa dengan lingkungan sekolah secara dekat dari pemberian wawasan bahaya narkoba, menjadikan sekolah ramah anak dan juga outbond di Majalangu (Wisata Edukasi Subak TEBA Majalangu), " jelas Kepala sekolah yang cantik ini.
Siswa baru saat ini 287 siswa, jadi total siswa yang belajar di SMAN 3 Denpasar ini berjumlah ± 936 siswa. Ia berharap dengan kegiatan MPLS ini anak-anak selain bisa dekat dengan sekolah, menerapkan 5 pilar sekolah dan juga sesuai motto dari TRISMA,
"Datang dan pergi untuk sebuah cita-cita"
Menemui Dr. I Wayan Gede Rumega, S.H., M.H., selaku Ketua Komite SMAN 3 Denpasar menjelaskan kecintaannya kepada TRISMA, lantaran dirinya (alumni 1984-1987) dan anak-anaknya bersekolah di SMAN 3 Denpasar, memiliki harapkan yang sederhana namun tepat sasaran.
"Pendidikan anak berkarakter dan berbasis budaya, yang selalu melestarikan budaya sebagai orang Bali, hidup juga harus diajarkan untuk sederhana namun tercapai apa yang menjadi cita-citanya, "jelas yang juga merupakan Ketua Pengadilan Negeri Jember ini.
Ia juga menjelaskan pengawasan untuk SMAN 3 Denpasar dirinya melakukan pengawasan secara periodik seminggu atau 2 mingguan, mendatangi SMAN 3 Denpasar. Dirinya yang tugas diluar kota pun mengatakan dapatlah 1 atau 2 minggu menghadiri dan menengok sekolah ini.
"Ya biar dapatlah kita berdiskusi bagaimana memajukan pendidikan dan mendidik generasi muda SDM (Sumber Daya Manusia) Unggul, "pungkasnya. (Ray)